
Jakarta, aspirasipublik.com – Dalam perjalanan hidup manusia penuh misteri dan liku-liku dengan sebutan lain sebuah rahasia Ilahi, tak seorangpun mampu menyelaminya.
Saya senang berkenalan dengan seorang Pakar Komunikasi Renaldi Zein yang humanis dan nasionalis. Itulah kesan pertama saya bertemu beliau.
Kami pun tukar nomor WhatsApp dan setelahnya kami saling sapa dan berdiskusi. Tepat pada tanggal 19/04/2022 saya diajak ke Bekasi tepatnya Yayasan Tunas Mulia di Bantar Gebang yang sebelahnya penuh dengan gunungan sampah.
Kami berangkat ke Bekasi pun penuh dengan tantangan karena guyuran hujan deras dan macet merayap dari Radio Dalam menuju ke Yayasan Tunas Mulia. Kami membutuhkan waktu hampir tiga jam. Persoalan macet sih sudah hal yang biasa. Akhirnya pun kami tiba di lokasi.

Pertama kali melihat tempat Yayasan Tunas Mulia sangat terkesan karena kondisi yang cukup rapi, bersih dan sejuk walaupun berdampingan dengan hamparan gunungan sampah. Eh, untuk masuk pun harus melewati jalan setapak yang cukup jauh dari jalan utama. Itu namanya perjuangan membawa keberkahan dan kemuliaan.
Singkat cerita, di halaman Yayasan Tunas Mulia terparkir mobil pejabat tinggi militer. Dalam hati bertanya, kok ada mobil pejabat militer terparkir di tempat ini. Benar dugaan saya setelah selesai sholat tarawih ada sosok jenderal yang begitu gagah, berwibawa dan santun. Beliau adalah mantan Danjen Kopassus Letjen TNI Purn. Agus Sutomo.
Pak Agus Sutomo pun mempersilahkan kami untuk naik ke pelataran untuk menikmati wadang ronde dan jajanan pasar. Asyik dan nikmat rasanya bukan. Beliau mengajak kami berdiskusi panjang lebar terkait Yayasan Tunas Mulia yang dibina oleh beliau.
Pak Agus menuturkan bahwa yang mengajak dan memperkenalkan Tunas Mulia adalah Pak Renaldi Zein. Ia menjelaskan bahwa ia hadir untuk memberikan motivasi dan semangat belajar kepada anak-anak yang belajar hafal Al-Qur’an, Tahfiz, pelajaran keagamaan dan pelajaran umum.

Ada satu quote yang sangat inspirasional dari Pak Agus Sutomo yaitu “Jadi, kalau mau ke suatu tempat jangan jadi beban, tapi jadi solusi.” Bagi saya sosok Pak Agus adalah negarawan dan tokoh bangsa yang berjibaku meringankan beban masyarakat ekonomi lemah seperti pemulung, anak yatim piatu dan keluarga ekonomi lemah, Jakarta, Selasa (26/04/2022).
Bagi saya semoga banya sosok-sosok Pak Agus yang berhati mulia untuk ikut berpartisipasi membangun sumberdaya manusia yang cerdas, berakhlak mulia dan menguasai IT untuk bangsa dan negara kelak. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi, bukan. Harapan saya semoga anak-anak yang sedang belajar di Yayasan Tunas Mulia kelak menjadi pemimpin yang amanah untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. (EZL)