
Oleh: Morhan Sirait
Pegagan dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai gulma. Tumbuhan ini berasal dari wilayah tropis Asia. Pegagan dulunya banyak ditemukan di dekat saluran irigasi dan di lahan – lahan yang lembab/teduh.
Pegagan yang bernama ilmiah Centella Asiatica, memiliki banyak nama di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Ampapaga (sekitar Danau Toba/Batak), Daun Kaki kuda (Sumatera), Antanan (Jawa Barat), Pegagan (Jakarta), Tikusan (Madura), Taiduh (Bali), Kori-kori (Halmahera), Gagan-gagan atau Panigowang (Jawa), dll.
Di pulau Jawa, daun Pegagan dulunya sering dikonsumsi sebagai lalapan. Sedangkan oleh masyarakat Batak Toba di sekitar Danau Toba Sumut, Pegagan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit maag dan mengobati luka. Tetapi itu jaman dulu. Kalau sekarang, jangankan utk memanfaatkannya, mengenalnya pun tidak.
Pegagan populer (terutama di Benua Amerika) karena mengandung berbagai senyawa aktif yang sangat baik bagi kesehatan. Pegagan (Centella Asiatica) mengandung senyawa aktif berupa Alkaloid, Saponin, Flavonoid, Tanin, Steroid, dan Triterpenoid. Tiga golongan bioaktif, yaitu triterpenoid, steroid, dan saponin, termasuk antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Berbagai literatur menyebutkan bahwa bahan aktif tersebut bermanfaat sebagai anti pikun, anti stres, obat lemah saraf, demam, bronkhitis, kencing manis, psikoneurosis, wasir, dan tekanan darah tinggi, serta untuk menambah nafsu makan dan menjaga vitalitas. Pegagan juga mengandung garam mineral, antara lain kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, fosfor, minyak atsiri, pektin, asam amino, vitamin B, dan zat pahit vellarine.
Sejauh penelusuran saya mempelajari berbagai artikel riset dari jurnal – jurnal ilmiah (majalah yang khusus mempublikasikan hasil penelitian), belum saya temukan artikel yang memuat laporan hasil percobaan pada manusia, tetapi baru sebatas percobaan pada tikus putih. Itu pun hanya menguji sejauhmana pengaruhnya terhadap asam lambung & radang usus.
Eksperimen saya lakukan dari 22 November 2020 hingga Maret 2021 lalu. “Kelinci percobaan” pertama adalah saya sendiri, istri dan anak saya, lalu secara bertahap menyusul beberapa orang yang bersedia menjadi relawan mengkonsumsi pegagan yang sudah saya konversi menjadi bubuk.
Sebelum pemberian pegagan kepada para relawan, saya sdh lebih dulu mengeksperimentasikan 3 dosis yang berbeda (A, B, C) dan frekuensi konsumsi mulai dari 1x, 2x, dan 3x sehari kepada diri saya sendiri. Hasil eksperimen ini yang menjadi dasar menentukan dosis sekali konsumsi dan frekuensi konsumsi dalam sehari. Hal itu lalu saya aplikasikan kepada para relawan.
Eksperimen memang belum dpt dikatakan memenuhi kaidah ilmiah (secara statistik) tentang ukuran sampel percobaan (jlh relawan). Terlalu besar biaya yg hrs saya tanggung seorang diri jika hrs menguji misalnya 30 orang relawan utk tiap satu penyakit.
Hasil eksperimen yg telah kami lakukan langsung pada Manusia menunjukkan bahwa Pegagan efektif:
– Memperbaiki gangguan pada sistem pencernaan sehingga menyembuhkan maag kronis, radang usus, ambeien, sembelit, dll, termasuk menyembuhkan iritasi/luka di sistem pencernaan.
– Memperbaiki sistem peredaran darah dari penyumbatan² sehingga akan menurunkan kolesterol/tekanan darah tinggi, menurunkan kadar asam urat, menurunkan kadar gula darah (diabetes), mencegah dan memulihkan pengentalan darah, serta mencegah dan memulihkan stroke.
– Mengoptimalkan supply nutrisi ke saraf otak yg akan menahan laju penurunan daya ingat (mencegah pikun), meningkatkan kecerdasan (fungsi kognitif) serta mengatasi Insomnia dan depresi.
– Mempercepat penyembuhan luka luar dan dlm, mencegah timbulnya parut (keloid) pada penyembuhan luka (termasuk sayatan operasi caesar). Sangat baik dikonsumsi orang yg baru menjalani operasi caesar atau yg sedang dlm proses pengobatan luka.
– Menyembuhkan radang sendi/nyeri sendi, radang jantung dan paru², radang pada sistem pencernaan, dan radang pada organ² dalam lainnya.
– Meregenerasi sel-sel mati, (termasuk kulit mati/kasar/menebal) sehingga sangat baik dikonsumsi orang yg sedang menjalani kemotherapy, dan mengoptimalkan supply nutrisi ke kulit sehingga kulit lebih elastis, tdk berkerut, dan lebih cerah (mencegah penuaan dini).
– Mematikan papiloma,
– Meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, saya telah mendapat informasi berupa dua testimoni yg menyatakan sembuh dari kanker payudara (stadium dini), dan kanker usus (stadium 2) setelah mengkonsumsi pegagan.
Efek samping yg kami temukan selama melakukan eksperimen adalah:
– Mudah lapar (meningkatkan nafsu makan)
– Mengantuk (baik sekali utk mengatasi insomnia & depresi)
– Konsumsi secara berlebihan bisa membuat sakit kepala.
Saya tidak menyarankan penggunaan pegagan pada wanita hamil & menyusui, krn blm diketahui apakah berdampak negatif terhadap janin dan kualitas ASI. Selain itu, saya tdk memperkenankan pemberian pegagan kepada penderita tekanan darah rendah.
Di Bulan Pebruari 2021 terbersitlah gagasan, daripada hanya menerbitkan artikel riset di jurnal ilmiah yg umumnya tdk tersampaikan ke masyarakat krn kurangnya minat baca atau krn tdk tahu cara mengakses jurnal online, lebih baik terjun memproduksi Pegagan dlm bentuk yg praktis. Niatnya berbagi pengetahuan sambil usaha kecil-kecilan selama tdk mengganggu pekerjaan utama. Selanjutnya, saya mempelajari teknik produksi yg tdk merusak kandungan Pegagan, melacak peralatan/mesin dan kemasan yg aman bagi kesehatan, mencari bahan baku yg lebih berkualitas, dll. Jadilah kami memproduksi Pegagan celup sejak Bln April 2021.
Tentang pegagan yg kami produksi, bahannya adalah murni daun pegagan, tdk menyertakan tangkai daun, batang, dan akar. Daun pegagan dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga hanya daun pegagan berkualitas terbaik yg akan digunakan. Proses produksi dilakukan mulai dari pembersihan bahan dalam tiga tahap, salah satunya menggunakan NaCl. Selanjutnya daun pegagan dikeringkan dlm dua tahap dimana salah satu menggunakan mesin dehidrator hingga kadar air dlm daun pegagan kurang dari 15%, sehingga tdk memungkinkan bagi bakteri & virus utk menumpang hidup. Daun pegagan lalu diekstrak dan dikemas ke dlm kemasan sachet (tea bag) yg sangat aman bagi kesehatan. Silahkan bandingkan kemasan pegagan celup yg kami gunakan dgn kemasan teh celup merek apa saja yg banyak beredar.
Lalu, adakah pegagan instan yg beredar selain yg kami produksi? Saya pastikan ada dua produk (sachet & kapsul). Harganya dua kali lebih mahal dari produk kami dan itu masih wajar. Tentu saja saya tdk tahu apakah bahannya murni daun pegagan ataukah menyertakan tangkai daun, batang, dan akar. Saya pun tdk tahu apakah dosisnya sudah tepat.
O iya, hingga saat ini blm ada satu pun pengalaman pelanggan yg menyimpang dari temuan² kami saat melakukan eksperimen spt yg sdh dipaparkan di atas. Tdk percaya? Silahkan buktikan sendiri. Salam sehat…….