
Oleh. Dr. Zalzulifa, M.Pd
(Rektor Universitas Pramita Indonesia/ Mantan Dekan Fakultas Pariwisata
dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang/Mantan Wakil Direktur Bidang Kerjasama Politeknik Negeri Media Kreatif )
Pengantar
Tulisan ini disusun untuk menstimuli gagasan yang sering mengemuka di public mengenai aspek strategis dan visioner transformasi Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) menjadi Lembaga Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (LParekraf) Muhammadiyah. Dari perspektif Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan ada beberapa poin yang dapat saya soroti. Sorotan dimaksud setidaknya merupakan respon akademis dimama penulis saat ini menjadi Rektor Universitas Pramita Indonesia (Februari 2024-sekarang) dan sebelumnya Dekan Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang (2016-2024) dan Wakil Direktur Bidang Kerjasama Politeknik Negeri Media Kreatif (2009-2013).
- LParekraf sebagai Penggerak Kawasan Wisata Berbasis Islam
Dari sudut pandang pengembangan kawasan wisata, LParekraf Muhammadiyah berpotensi menjadi motor utama dalam menciptakan destinasi wisata berbasis nilai-nilai Islam yang terintegrasi dengan pendidikan, ekonomi kreatif, dan industri halal. Dengan jaringan Muhammadiyah yang luas, pengembangan desa wisata, heritage tourism, serta wisata edukasi keislaman dapat menjadi fokus utama.
Penulis melihat bahwa LParekraf bisa mengambil inspirasi dari model pengembangan Geopark, Eco-tourism, dan Smart Tourism yang telah sukses di beberapa daerah. Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah tidak hanya mengembangkan pariwisata berbasis Islam tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat setempat.
- Optimalisasi Riset dan Pendidikan dalam Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sebagai seseorang yang telah lama berkecimpung dalam bidang pendidikan dan penelitian, penulis melihat bahwa LParekraf harus memiliki strategi dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Beberapa langkah yang bisa diambil:
- Membangun Pusat Kajian Pariwisata Halal & Ekonomi Kreatif Islami: Ini penting agar Muhammadiyah memiliki basis data, tren, dan kebijakan berbasis riset untuk mengembangkan industri ini.
- Kemitraan dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA): Kolaborasi dengan kampus-kampus Muhammadiyah dan Aisyiah dalam program akademik, pelatihan, dan uji kompetensi bagi tenaga kerja di sektor pariwisata.
- Membentuk Standar Sertifikasi Profesi Wisata Halal: Sebagai mantan Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi di Bidang Ekonomi Kreatif di Politeknik Negeri Media Kreatif, penulis melihat peluang besar bagi LParekraf untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi bagi pekerja di industri halal tourism dan ekonomi kreatif Islami.
- LParekraf sebagai Pemain Global di Industri Pariwisata Halal
Dari pengalaman sebagai Wakil Direktur Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri di Politeknik Negeri Media Kreatif, penulis melihat pentingnya memperluas jaringan internasional dan LParekraf Muhammadiyah memiliki modal besar dengan diaspora dan jaringan global yang bisa dimanfaatkan untuk:
- Menjalin Kemitraan dengan Organisasi Pariwisata Halal Dunia, seperti CrescentRating, Salam Standard, dan HalalTrip.
- Mengembangkan Program Wisata Dakwah Global, misalnya dengan menggandeng komunitas Muslim di Eropa, Amerika, dan Timur Tengah untuk memperkenalkan wisata halal Indonesia.
- Menguatkan Ekonomi Kreatif Berbasis Digital, misalnya membangun marketplace berbasis syariah yang bisa menjadi platform bagi UMKM Muhammadiyah dalam menembus pasar global.
- Membangun Ekosistem Industri MICE Islami
Sebagai mantan Dekan Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang, penulis memahami bahwa sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) Islami memiliki potensi besar. Muhammadiyah bisa menjadi pemimpin dalam penyelenggaraan konferensi, seminar, dan pameran berbasis nilai Islam di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan pengalaman para pengurus dan para aktivis dalam menyelenggarakan Muktamar dan event skala besar, LParekraf bisa mengelola event yang mendukung branding wisata halal Indonesia, seperti:
- Festival Ekonomi Kreatif Islami
- International Halal Tourism Summit
- Muslim Youth Camp & Cultural Exchange Program
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan analisis ini, penulis sangat mendukung transformasi JWM menjadi LParekraf Muhammadiyah. Dengan strategi yang tepat, LParekraf tidak hanya bisa menjadi penggerak wisata halal dan ekonomi kreatif Islami di Indonesia, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global.
Sebagai langkah konkret, penulis merekomendasikan agar LParekraf Muhammadiyah:
- Membentuk Tim Riset dan Kajian Pariwisata Islami untuk menyusun roadmap pengembangan industri ini.
- Mengembangkan Skema Sertifikasi Profesi dan Standarisasi Wisata Halal bekerja sama dengan lembaga nasional dan internasional.
- Membangun Platform Digital Wisata dan Ekonomi Kreatif Islami untuk mempercepat ekosistem ekonomi berbasis syariah.
- Menggandeng Mitra Global agar LParekraf bisa menjadi representasi Indonesia dalam industri wisata halal dunia.
Akhirnya apresiasi atas informasi keberadaan platform IBUPANDU dan model aplikasi kasir digital KAFE PANDU oleh PT. Pandu Citra Kreasi sebuah Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) hasil besutan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pinang Kota Tangerang sebagai bentuk aktualisasi semangat yang diusung Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan tagline aksi Hidupkan Ranting Majukan Persyarikatan untuk Indonesia Hebat terinspirasi dari jejak rekam perjuangan Bapak pandu dunia George Bowden Powel dan Tokoh Kepanduan Indonesia Jenderal Soedirman dalam skema Kuliah Kerja Wirausaha (KUKEJAR). Semoga urgensi pusat riset dan skema Kukejar di semua PTMA menjadi media berkontribusi dalam pengembangan LParekraf Muhammadiyah dan mendorong transformasi ini menjadi game changer dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif Islami.
Dr. Zalzulifa, M.Pd
Rektor Universitas Pramita Indonesia/Komisi Akademik Politeknik Negeri Media Kreatif/ Mantan Dekan Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif UMT