
Jakarta, aspirasipublik.com – Pada tahun 2024 ini, Yayasan Harapan Kita mulai bangkit dan maju dengan mengikuti perkembangan zaman serta teknologi. Sebagai bagian dari upaya untuk lebih dekat dengan masyarakat, Yayasan Harapan Kita kini mulai aktif memanfaatkan media sosial untuk memberikan dampak positif dan mendalam. Melalui platform ini, yayasan meluncurkan berbagai kampanye yang berfokus pada isu-isu yang relevan dan mendesak. Berikut Susunan Organ Pengurus Yayasan Harapan Kita:1. Ketua Umum : Ibu Hj. Siti Hardiyanti Hastuti.,2. Ketua I : Bapak Sigit Harjojudanto.,3. Sekretaris : Bapak Tria Sasangka Putra Ismail Saleh .,4. Bendahara : Bapak Mohamad Jarman .,
Salah satu kampanye yang diluncurkan pada awal tahun 2024 adalah kampanye terkait dengan masalah Food Loss and Waste, dengan tagar #JanganAdaSisa. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan makanan yang lebih bijak dan berkelanjutan, serta mengurangi pemborosan makanan yang menjadi tantangan besar di seluruh dunia. Dengan pendekatan yang lebih modern dan digital, Yayasan Harapan Kita berharap dapat menggerakkan masyarakat untuk bersama- sama menciptakan perubahan yang positif bagi lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Dari hasil wawancara media aspirasi Publik dengan Sekretaris Yayasan Harapan Kita (YHK), Bapak Tria Sasangka Putra Ismail Saleh, Ungkapnya “Kampanye #Jangan AdaSisa diluncurkan dengan tujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia lebih sadar akan pentingnya menghabiskan makanan yang ada di piring hingga tidak tersisa. Sebagai bagian dari upaya menarik perhatian publik, Yayasan Harapan Kita menyajikan video kampanye yang diputar di videotron di simpang TMII, Jakarta, guna menjangkau lebih banyak orang. Melalui visual yang kuat dan pesan yang jelas, kampanye ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang masalah sampah makanan yang selama ini kurang mendapat perhatian serius.”
“#Jangan Ada Sisa” bukan sekadar ajakan, tetapi sebuah gerakan untuk menanggulangi masalah serius yang semakin meluas. Sampah makanan di Indonesia menjadi isu yang mendesak untuk diselesaikan. Hingga saat ini, masih sedikit solusi yang dibahas atau diimplementasikan secara nyata. Padahal, fakta miris yang perlu kita cermati adalah bahwa Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP, 2021). Hal ini menjadikan isu sampah makanan sebagai masalah yang tidak bisa diabaikan, dan membutuhkan solusi yang lebih konkret dan cepat. Kampanye #JanganAdaSisa hadir sebagai langkah awal untuk mendorong perubahan perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan dan pengelolaan sampah di Indonesia. (JSR Watimena@Hendra Kusumawati)