
Keterangan: Pak Nur Pelatih Renang, Memeriksa Catatan Waktu Peserta Renang
Jonggol, aspirasipublik.com – Prestasi untuk anak bukan hanya dalam bentuk prestasi akademik tetapi terdapat juga prestasi non akademik. Adapun prestasi akademik merupakan prestasi yang dihasilkan dari lomba atau kompetisi yang dilakukan oleh siswa ataupun mahasiswa yang berkaitan erat dengan pendidikan formal di sekolah ataupun kuliahan.
Prestasi non akademik adalah prestasi yang dihasilkan bukan dari hasil kompetisi akademik. prestasi non-akademik bisa diperoleh melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi di sekolah.
Prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah suatu kegiatan baik individual maupun berkelompok, prestasi tidak akan diperoleh jika seseorang tidak melakukan kegiatan apapun.
Untuk mencapai prestasi yang baik tidaklah mudah melainkan harus melewati berbagai rintangan dan berbagai hambatan didalamnya maka dengan usaha dan optimis dirilah yang dapat membantu seseorang dalam mencapainya.
Prestasi non akademik siswa dapat dilihat dari budi pekerti siswa ketika berada di lingkungan serta ketika berbaur dengan masyarakat, keluarga dan teman-teman.
Prestasi non akademik merupakan prestasi yang diperoleh oleh seorang siswa dari suatu kegiatan yang dilakukan di luar bidang akademik siswa. Maka prestasi non akademik dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam mengasah serta mengembangkan soft skill yang dimilikinya di luar kemampuan akademiknya.
Dengan adanya kegiatan non akademik ini maka peserta didik tentunya dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada.
Kegiatan ekstrakurikuler ini selain dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya, juga dapat memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih giat lagi belajar dan juga diharapkan dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang diminati oleh siswa dalam rangka memperoleh pengetahuan serta pengalaman di luar kelas terhadap yang juga akan berguna bagi siswa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Namun apabila di sekolah kegiatan ini masih kurang mendapatkan perhatian maka orang tua anak harus aktif mencari solusi untuk mengembangkan kegiatan positif untuk anak berupa kegiatan non akademik atau kegiatan olahraga.
Hubungan yang terjalin harmonis dalam keluarga, perhatian yang tulus dan penuh kasih sayang dari orang tua akan memberikan rasa nyaman bagi anak untuk belajar. Dengan demikian perlu adanya komunikasi antar anggota keluarga yang baik agar tercipta suasana yang membuat anak merasa nyaman dan aman di rumah untuk mendukung kegiatan belajarnya.
Arahan dari orang tua tentang pentingnya belajar dan disertai bimbingan dari orang tua terhadap anak akan dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada anak sehingga anak akan mudah dalam mencapai prestasi non akademik yang optimal
Seperti yang terdapat di wilayah kecamatan jonggol dan sekitarnya, satu kegiatan non akademik berupa prestasi olahraga adalah olahraga renang.
Yaitu olahraga renang di Bintang Aquatic Jonggol yang telah mencetak perenang-perenang berprestasi di indonesia, penerimaan peserta mulai dari umur 6 tahun hingga dewasa.
Bintang Aquatic Jonggol ini juga menerima peserta yang sedang mempersiapkan anak untuk mengikuti tes TNI dan Polri.
Adapun lokasi latihan renang ini dilaksanakan di Jonggol Waterpark Jl. Irigasi – Jonggol lebih kurang 1 kilo meter dari pasar jonggol
Latihan dilakukan setiap hari tergantung kebutuhan, namun menjelang saat-saat pertandingan, latihan dilakukan sangat intensif dan ketat
Dipandu oleh pelatih yang professional dan memiliki lisensi kepelatihan renang, Anak- anak diajari beberapa teknik dasar yang harus dikuasai antara lain :
- Teknik Mengapung adalah suatu Teknik bagi pemula, teknik ini tidak mudah. Ketika melakukannya untuk pertama kali atau masih awal-awal latihan, biasanya tubuh masih kaku. Kunci melakukan teknik ini ada badan diharuskan rileks dan tetap tenang. Semakin panik, maka semakin besar kemungkinan tubuh tenggelam. Untuk berlatih teknik ini, bisa melakukannya dengan dua macam cara, yaitu mengapung berdiri atau mengapung telentang.
- Teknik Pernapasan yaitu sangat penting dalam olahraga renang karena kekuatan dan kecepatan seorang perenang sangat dipengaruhi oleh kekuatan nafas.
- Teknik Meluncur adalah upaya untuk menyeimbangkan tubuh di awal renang. Teknik meluncur dilakukan dengan meluncurkan tubuh secara horizontal di bawah permukaan air.
Diajarkan juga Jenis-Jenis gaya yang digunakan pada Olahraga Renang
Ada empat macam gaya yang sering digunakan ataupun diperlombakan, yaitu gaya bebas, gaya dada atau gaya katak, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba. Setiap jenis gaya memiliki gerak khas masing-masing.
- Gaya Bebas (Freestyle/ Front Crawl) Gaya bebas merupakan gaya yang pertama kali digunakan oleh perenang di jaman prasejarah. Diperkirakan seribu tahun sebelum masehi, di Assyria gaya bebas sudah digunakan.
Gaya ini menjadi gaya yang pertama kali diajarkan dalam kurikulum olahraga renang. Gaya ini dikenal efektif dan efisien karena pergerakan perenang lebih cepat. Meski demikian, gaya bebas melibatkan hampir seluruh anggota tubuh untuk ikut bergerak.
- Gaya Dada atau Gaya Katak (Breaststroke) Sesuai namanya, gerakan gaya ini mirip dengan cara berenang katak. Untuk keadaan santai seperti rekreasi, gaya dada seringkali dipilih. Namun demikian, gaya ini juga ikut diperlombakan di kejuaraan renang.
- Gaya Punggung (Backstroke) Diberi nama gaya punggung karena punggung dihadapkan ke air. Artinya, dada dan wajah dihadapkan ke atas. Dengan posisi tersebut, akan lebih mudah untuk membuka mata sekaligus bernafas. Sebagai konsekuensinya, perenang tidak bisa melihat tujuan dengan mudah, karena berada di belakang perenang.
Gerakan gaya punggung sebenarnya hampir mirip dengan gaya bebas. Namun arahnya berkebalikan. Jika gaya bebas, dada menghadap ke air, maka dalam gaya punggung, punggung yang menghadap ke air.
Gaya punggung agak berbeda dengan gaya lainnya. Jika melakukan start pada gaya lainnya dari atas kolam, sementara start gaya punggung dimulai dari dalam kolam.
- Gaya Kupu-Kupu atau Lumba-Lumba (Butterfly Stroke) Bisa dikatakan gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba merupakan inovasi dari gaya dada. Gaya ini muncul pada tahun 1933. Tidak bisa dipungkiri bahwa gaya ini cukup menantang. Pasalnya selain memerlukan kekuatan otot tangan dan kaki, gaya kupu-kupu juga memerlukan konsentrasi tinggi. Sebab memerlukan koordinasi yang baik antara tangan dan kaki.
Berlatih gaya ini memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan gaya lainnya. Namun jangan salah, gaya ini memang terlihat indah dan mengagumkan
Disini juga diajarkan Peraturan dalam Olahraga Renang, dimana dalam olahraga renang terdapat beberapa peraturan yang diterapkan dalam kejuaraan. Berikut ini adalah beberapa peraturannya:
Pemain dipersilakan naik ke balok start (gaya bebas, punggung, dada) begitu wasit memberi aba-aba dengan meniupkan peluit panjang. Jika yang diperlombakan gaya punggung, peserta masuk ke kolam untuk bersiap-siap dengan menghadap ke dinding.
Untuk melompat atau meluncur, peserta harus menunggu aba-aba. Selama belum ada aba-aba untuk memulai, peserta tetap berada dalam posisi start. Instruksi wasit berupa instruksi “siap”.
Perlu diketahui, posisi start untuk gaya punggung adalah dengan memegang besi di bagian bawah balok start. Sementara itu kaki perenang ditumpukan pada dinding kolam. Lutut dikondisikan menekuk di antara dua lenganya.
Untuk renang gaya bebas, dada, dan kupu-kupu, posisi start membungkuk ke arah air di atas balok start. Pastikan lutut juga ditekuk.
Ketika pistol ditembakkan, artinya perenang sudah bisa mulai masuk ke kolam dan mulai berenang.
Pastikan posisi perenang berada dalam lintasan masing-masing yang telah ditentukan pada saat undian ataupun ketentuan panitia.
Mengganggu peserta lain dengan cara memotong lintasan ataupun dengan cara yang tidak diperbolehkan akan dicatat sebagai pelanggaran.
Jika terjadi pelanggaran yang membuat peserta kehilangan kesempatan untuk menang, ketua pertandingan dapat memberikan keputusan untuk mempersilakan peserta mengulang di babak berikutnya.
Setelah sampai di ujung kolam, peserta kembali ke titik awal dengan melakukannya dari dinding. Tidak cukup berbalik dari dasar kolam.
Pada saat tertentu, mungkin perenang perlu berdiri di kolam. Selama peserta tidak berjalan di kolam, hal tersebut tidak akan membuat peserta terkena diskualifikasi.
Gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya bebas merupakan urutan dalam lomba renang estafet.
Pada renang estafet, perenang yang akan melanjutkan estafet tidak diperbolehkan untuk melompat atau kaki tidak menyentuh tempat start lebih dulu sebelum perenang sebelumnya menyentuh dinding kolam. Jika dilakukan, maka regu tersebut dapat didiskualifikasi. Jika perenang tersebut mengulangi lagi posisinya, tidak menjadi masalah.
Masing-masing peserta renang menyelesaikan lomba harus di satu lintasan yang sama.
Adapun Peralatan Olahraga Renang yang dibutuhkan dalam berenang adalah: Pakaian renang, Pelampung, Kacamata renang, Lintasan, Pencatat Waktu, Balok Start.
Sedangkan Standar Ukuran Kolam Renang menurut standar FINA adalah : Panjang kolam renang: 50 m, Lebar kolam renang: 25 m, Lebar setiap lintasan kolam renang: 2,5 m, Jumlah lintasan kolam renang: 8, Kedalaman minimal kolam renang: 1,35 m – 2 m, Temperatur air kolam renang: 25-28o C.
Sepintas ketika kita melihat anak-anak yang berenang tampak kelelahan, mengingat lintasan yang di renangi di kola mini terlihat sangat jauh, bisa beberapa kali berputar dalamm satu lintasan. Kegiatan ini akan dilakukan beberapa jam dalam satu hari dan berturut-turut selama satu minggu.
“Tertib dan Disiplin serta tekun dan Kerja Keras menjadi Kunci Utama Keberhasilan dalam Berenang.” Ucap Pelatih yang akrab di sapa dengan Pak Nur ini. (OB)