
Jakarta, aspirasipublik.com – Sejak platform media sosial menjadi sebuah tolak ukur atensi publik, terutama Gen Z dengan pertimbangan algoritma yang terus berubah membuat terciptanya perhatian khusus bagi tim humas dan media sosial DPR untuk membangkitkan kembali keterampilan wawasan digital goverment.
Kali ini DPR mengundang Dr. Geofakta Razali, pakar psikologi komunikasi dan media untuk memberikan masukan, dan pemaparan tentang pentingnya menyentuh publik dengan emosi dari kacamata masyarakat (society centris).

“Kita memiliki kesempatan untuk memaksimalkan reputasi dan kesuksesan dengan bentuk kepercayaan publik yang menuntut transparansi, terbuka, dan berproses. Maka salah satu metode yang mungkin adalah storytelling”. Publik mungkin saja tidak lagi menuntut prestasi, tapi bagaimana DPR bersama-sama dengan publik berjuang, berproses menjadi sesuatu ya g lebih penting.”
Menurut Geofakta, metode bercerita lebih ampuh membuat memori masyarakat melakukan proses recall tentang perjuangan yang dilakukan dan proses yang ditekuni secara bersama. Membuat atensi publik akan lebih fokus terhadap pesan positif. Kalau persoalan perspektif, bentuk komunikasi kritis justru baik untuk membangun DPR, yang tidak boleh dilupakan adalah melayani masyarakat dengan baik. Seperi membalas comment, memberikan klarifikasi, dan mengajak publik untuk terlibat, ucapnya di Jakarta, Selasa (18/10/2022). Strategi media sosial yang solid membuat DPR akan mampu mengadopsi atau memanfaatkan fitur-fiturnya secara efektif. Hubungan antara pemerintah daerah, dan orang-orang yang mereka wakili, akan berubah secara perlahan. Memanfaatkan trend tidak salah untuk riding the wave sebagai model engagement. Media sosial adalah outlet di mana orang sekarang berinteraksi dengan dunia. Media sosial memungkinkan fasilitasi massal data dan informasi dari seluruh dunia. Kegagalan untuk memahami, dan berinteraksi menjauhkan pemerintah dari masyarakat. Itu yang tidak kita harapkan. (El)