Jakarta, aspirasipublik.com – Kasus insiden polisi tembak polisi di kediaman rumah dinas Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7) lalu, terus memicu desakan publik. Kendati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah melakukan tindakan penonaktifan jabatan tiga bawahannya, kemarin (20/7). Dorongan berikutnya menyasar agar Kapolri memecat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran.
Sebelumnya, penonaktifan jabatan diberikan kepada Irjen Ferdy Sambo sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam). Disusul, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Hendri Susianto dan Kepala Biro Pengamanan Internal Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan.
Kini, dorongan pencopotan Irjen Pol Fadil muncul dari simpatisan Mujahid 212. Setelah menyaksikan sebuah video viral yang memperlihatkan Irjen Ferdy Sambo menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya. Video itu beredar luas di media sosial dan memicu ragam spekulasi baru penyidikan tewasnya Brigadir J. Momen ini terjadi saat Fadil mendatangi ruang kerja Sambo di Mabes Polri, Kamis 14 Juli 2022.
Kendati banyak bermunculan nada kritikan atas viralnya video rangkulan tersebut, Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara, Muhammad Rofii Mukhlis justru bersikap sebaliknya. Pria yang akrab dengan sapaan Gus Rofii itu yakin bahwa Kapolda Metro Jaya adalah sosok pemimpin profesional. Hal itu terlihat dari banyaknya prestasi cemerlang selama menjaga dan mengayomi masyarakat DKI Jakarta. “Saya yakin Kapolda Metro Jaya bersama jajaran bisa mengungkap dalang dan wayang dibalik kasus ini. Beliau-beliau adalah sosok yang sudah teruji dalam menangani kasus-kasus besar. Mari kita tunggu saja progres penyidikan,” ujar Rofii.
Lebih lanjut, Rofii menilai bahwa adegan rangkulan Fadil bersama Ferdy Sambo sebaiknya lebih disikapi dengan pola pikir jernih. Masyarakat jangan dulu bertindak gegabah menuduh dan memaksa Kapolri agar secepatnya menindak tegas mencopot Kapolda Metro Jaya. “Kalaupun kemarin nada kritikan bermunculan, itu hanyalah bentuk pertemanan dan persahabatan antar anggota institusi kepolisian saja. Tidak lebih. Dan saya yakin Kapolda Metro Jaya tidak akan terpengaruh oleh intervensi apapun,” tegasnya.
Maka, Rofii bersama anggota BKN terus mendorong penuh supaya Kapolda Metro Jaya bersama jajaran dapat melakukan penegakan hukum sebenar-benarnya dan seadil-adilnya. BKN menaruh harapan dan kepercayaan tinggi. Bahwa petugas terkait bisa secepatnya menuntaskan polemik kasus ini. “Kami yakin institusi Polri dengan selogan Presisi-nya akan selalu menjaga profesionalitas penegakan hukum. Sebagai pengayom dan pelindung masyarakat,” ungkap Rofii.
Oleh sebab itu, adanya kasus semacam ini menjadi sebuah momentum tepat bagi Kepolisian. Bahwa petugas kepolisian harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat. Yakni dengan memastikan bahwa kejadian yang mencoreng institusi kepolisian tidak terulang kembali. Serta anggota kepolisian tidak lagi menyalah gunakan wewenangnya. “Di momentum ini, saya berharap agar institusi Polri terus berbenah menjadi lebih baik. Dan jangan ada lagi oknum anggota yang menyalahgunakan wewenangnya,” pungkas Rofii. (El)