
Jakarta, aspirasipublik.com – Selasa Tanggal 28 Juni 2022 bertempat di Gedung Pasca sarjana lantai Tiga Kampus IPDN Cilandak Jakarta Selatan Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si (Han) Ketua DPD II Partai Golkar Kota Singkawang Raih Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan ke 177 dengan Predikat Sangat Memuaskan dengan Judul Disertasi
”Analisis Gejala Pemerintahan Terbelah Pasca Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018”

Ujian Promosi Doktor yang dilakukan selama tiga jam dari pukul 13.00 sampai pukul 16.00, yang pelaksanaan sidangnya dipimpin oleh Bapak Wakil Rektor Bidang Adinistrasi Dr. Rizari, MBA,M.Si., didampingi Direktur Pasca Sarjana Prof. Dr. H. Wirman Syafri, M.Si. Mewakili atas nama Rektor IPDN Dr. Hadi Prabowo, MM., Tim Promotor yang terdiri atas:1. Prof. Dr. Muh. Ilham, M.Si. (Ketua Tim Promotor, Wakil Direktur Pasca Sarjana); 2. Dr. Sampara Lukman, M.A.; 3. Dr. Ella Wargadinata, MA., M.Si.
Tim Penguji/Penelaah yang terdiri atas: 1. Dr. Hadi Prabowo, MM. (Rektor IPDN); 2. Prof. Dr. H. Wirman Syafri, M.Si. (Direktur Pasca Sarjana); 3. Prof. Muchlis Hamdi, M.PA., PhD.; 4. Prof. Dr. Murtir Jeddawi, SH., M.Si.; 5. Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A.; 6. Dr. Mansyur Achmad, M.Si. (Kaprodi Pasca Sarjana); 7. Dr. Ir Dedeh Maryani, MM.; 8. Dr. Muhadam Labolo, M.Si.;

Riwayat singkat Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si.(Han) dilahirkan di Singkawang, pada tanggal 04 Juni 1974, dari pasangan Bapak Andi Nurdin (Alm) dan Sri Nugraha Ningsih (Alm). Pernikahannya dengan Novia Chandra Budi Winarti, S.Sos, S.Kom, telah dikaruniai 5 orang anak, yaitu: Gibran Chandra Syarif Hidayatullah, Nabila Allatifa Chandra Syarif Vidia, Dimas Chandra Andika Ramadhan, Dinda Putri Chandra Miranti Nur dan Annisa Chandra Nindia Rahma.
Riwayat Pendidikan Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid , ST, MT, M.Si(Han), menempuh SD Negeri 64 Selakau di Selakau lulus tahun 1986; SMP Negeri 1 di Selakau lulus tahun 1989; SMAN Negeri 2 di Singkawang lulus tahun 1992; Diploma 2 Politeknik Universitas Tanjungpura Pontianak lulus tahun 1995; Diploma 3 Politeknik Universitas Bawijaya Malang lulus tahun 1996; Universitas Brawijaya Malang lulus tahun 1998, Magister Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak lulus tahun 2008 dan Magister Sains Universitas Pertahanan lulus tahun 2014. Program Doktoral Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Riwayat Pekerjaan: Direktur CV. Adhiguna Komputer (1997 – 1999); Supervisor PT. Saka Buana Yasa Selaras (1999 – 2000); Tenaga Ahli PT. Elmarsindo (2000 – 2001); Direktur Utama PT. Dharma Migas Cemerlang (2008 – sekarang); Direktur Utama PT. Dharma Muhibah Perkasa (2015 – sekarang).
Pengalam Organisasi; Ketua Forum Pemuda Sulawesi Selatan (FPSS) Kota Singkawang (2007 – 2012); Tenaga Ahli Jalan dan Jembatan Assosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (ASKUMINDO) (2008 – 2013); Tenaga Ahli Sumber Daya Air Persatuan Ahli Teknik Indonesia (PATI) (2008 – 2013); Ketua KADIN Kota Singkawang (2020– 2025); Ketua DPD II Partai Golkar Kota Singkawang (2017 – sekarang)
Disertasi Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si. (Han) yang berjudul: ”Analisis Gejala Pemerintahan Terbelah Pasca Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018,”secara faktual terinspirasi oleh Gejala pemerintahan terbelah terjadi pada pemilihan Guberur Kalimantan Barat tahun 2018.

Pasangan Sutarmidji-Ria Norsan didukung oleh koalisi Golkar-Nasdem, Hanura, PKB dan PKS hanya memiliki 21 kursi dengan dukungan 32,3% dari total kursi di DPRD. Secara mengejutkan pasangan ini memenangkan Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018 dengan megalahkan pasangan Karolin-Gidot yang didukung oleh mayoritas suara DPRD, sebanyak 41,5%. Pasangan kuat ini diusung oleh Partai PDI-P, Demokrat dan PKPI. Pada Pilgub Kalbar 2018, Rekapitulasi Penghitungan Suara menggelar Rapat Paripurna dan menetapkan Sutarmidji dan Ria Norsan sebagai pemenang dengan perolehan 51,55 persen suara, disusul pasangan calon Karolin-Gidot dengan 1.081.876 suara (41,79) dan final Milton -Pasangan calon putra dengan 172.151 suara (6,65). Isu inilah yang menjadi fokus penelitian dari promovendus.
Penelitian Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si. (Han) mempunyai perbedaan yang spesifik dengan penelitian-penelitian terdahulu, baik dari judul, lokasi, tujuan penelitian, ruang lingkup obyek penelitian, maupun metodologi penelitiannya.

Pertama, berbeda dengan kajian yang dilakukan oleh Laver (2016), hubungan yang kompleks di dalam partai politik, antar partai politik dan hubungan antara partai politik dan eksekutif yang ditujukan agar kebijakan publik yang dihasilkan disetujui oleh kedua lembaga tersebut. Gejala divided government pada dasarnya akan terjadi di pemerintahan manapun yang memakai sistem presidensial. (Laver, 2006)
Kedua, berbeda degan kajian yang dilakukan Robert Elgie (2001) dalam bukunya Divided government in Comparative Perspective menyebutkan bahwasanya Pemerintahan yang terbelah bisa didefinisikan sebagai situasi di mana eksekutif gagal mendapatkan dukungan mayoritas oleh legislatif. Sampai saat ini, studi tentang pemerintahan yang terbelah hanya terbatas di Amerika Serikat. Namun, pemerintahan yang terbelah tidak terbatas pada AS atau rezim presiden secara lebih luas.
Ketiga, berbeda dengan studi yang dilakukan Phil. Ahmad dan Norma Permata dalam penelitian nya yang berjudul Eksplorasi Teoritis Hubungan antara Pilkada Langsung, Pemerintahan yang Terbelah, dan Efektivitas Pemerintahan mengkaji hubungan antara sistem Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) langsung dengan efektivitas pemerintahan daerah.
Pilkada langsung, selain sebagai upaya melanjutkan proses demokratisasi melalui program desentralisasi, juga didesain untuk menghasilkan pemerintahan daerah yang lebih efektif. Dalam penelitian tersebut di sebutkan bahwasanya sebanyak 56,3% pemerintahan daerah yang dihasilkan melalui Pilkada langsung akan mengalami pemerintahan yang terbelah (divided government) sebab kepala daerah yang terpilih secara populer oleh masyarakat namun tidak memiliki dukungan politik yang memadai di DPRD.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si. (Han) bertujuan untuk mengetahui gejala pemerintahan terbelah dan dampaknya terhadap penyelenggaraan pemerintahan serta model kepemimpinan pemerintahan pasca pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018.
Desain Penelitian menggunakan metode penelitian dekriptif dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dengan sejumlah informan serta studi dokumen.

Hasil Penelitian dan Manfaatnya: Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si. (Han) telah berhasil memperoleh temuan penelitian bahwa pemilihan gubernur dan wakil gubernur Provinsi Kalimantan Barat secara langsung akan memperkuat sistem desentralisasi yang akan berdampak positif antara lain; pertama pengembangan kehidupan demokrasi antara lain pertanggungjawaban kepada rakyat langsung. Kedua; legitimasi Kepala daerah dari rakyat semakin tinggi yaitu prinsip kedaulatan negara ditangan rakyat benar-benar terwujudkan. Ketiga; dukungan dan partisipasi rakyat terhadap pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakan semakin tinggi. Namun demikian juga membawa dampak negatif antara lain; pertama; menyisakan residu konflik antar pendukung dalam struktur masyarakat. Kedua; adanya pola sistem pemerintahan yang terbelah (divided government) yang memungkinkan akan terganggunya efektifitas pemerintahan. Ketiga; biaya pelaksanaan yang tidak sedikit sehingga membuka peluang Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Barat untuk korupsi, kolusi dan nepotisme.
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat bagi upaya meminimalisir dampak negatif pemerintahan yang terbelah (divided government) dalam roda pemerintahan yang kurang/tidak efektif, Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Barat harus membangun dukungan politik dengan DPRD.
Novelty Temuan Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si. (Han) dengan Model “ANDI” Terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Terbelah Pasca Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018 yang maknanya A (Agility), N (Networking), D (Demokrasi), I (Inovasi) bisa dijabarkan dan diartikan oleh peneliti : (Kecerdasan dalam penguatan jaringan politik dan birokrasi dalam mencapai tujuan Berdemokrasi perlu dilakukan sebuah Inovasi baru yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur dalam memimpin harus menyesuaikan kultur organisasional pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat dalam pengambilan keputusan dan selalu bertindak jujur dalam melayani masyarakat.) Sumbangsih peneliti Model ANDI ini bisa dijalankan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur dalam memimpin Provinsi Kalimantan Barat, maka penyelenggaraan Pemerintahan Terbelah Pasca Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2018 bisa di hindari dan Model ANDI Menjadikan solusi pemerintahan provinsi Kalimantan Barat dalam menjalankan Roda Pemerintahan Kedepan.

Nasehat Akademik yang disampaikan oleh Promotor Prof. Dr. Muh. Ilham, M.Si. kepada: Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si. (Han), Saudara telah berhasil mencapai prestasi studi yang layak dibanggakan, Saudara juga berhasil menyusun konsep-konsep yang baru sebagai hasil pengembangan teori. Konsep-konsep baru tersebut merupakan suatu kontribusi keilmuan bagi pengembangan ilmu pemerintahan dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Saudara Dr. Andi Syarif Triyogo Umar Wahid, ST, MT, M.Si., dengan prestasi studi ini, dan dengan ilmu yang saudara dapatkan selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Ilmu Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, kini Saudara dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dan sekaligus tuntutan profesi yang lebih berat. Artinya, langkah panjang Saudara di dunia keilmuan untuk mendarmabaktikan ilmu pemerintahan tersebut bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Kami berharap dan berpesan kepada Saudara agar Saudara dapat membuktikan segenap kemampuan profesional Saudara di berbagai bidang, serta berperan aktif dalam pengembangan ilmu pemerintahan pada khususnya. Jauhkanlah rasa bangga yang berlebihan dan berujung pada kesombongan, gunakanlah ilmu padi “semakin berisi akan semakin merunduk”, jadilah insan profesional yang bertaqwa, berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. (Oberlian Sinaga @JSR Watimena)