Bodok, Kab. Sanggau – Kalbar, aspirasipublik.com – Kamis (02/12/21) Santi Anisa pgl Aling adik dari Korban Hendrikus Hendra 43 (tahun) tidak berhenti untuk mencari kepastian hukum dan kebenaran atas penyebab kematian saudara laki lakinya tertua.
Mendapat berita dari Bodok, Kab. Sanggau – Kalbar melalui selular pada hari selasa tanggal 12/10/21 bahwa saudara laki – laki tertuanya Hendrikus Hendra meninggal dunia diketahui jam 07.00 dengan alasan serangan jantung membuat keluarga ini terkejut. Atas permintaan Papanya yang juga sedang lemah karena sakit usia tua Santi Anisa berangkat dari Bekasi Jawa barat tempat tinggalnya menuju Bodok Kab. Sanggau Kalbar.
Ketika di rumah duka Santi anisa melihat situasi dan keadaan yang tidak begitu baik menimbulkan penasan dan tanda tanya atas kematian saudara laki – lakinya. Karena prosesi pemakaman yang di lihat semua dipercepat dan diburu serta kondisi mayat yang menyisahkan tanda tanya, karena mayat Hendrikus Hendra dipakaikan masker hingga menutupi leher.
Ketika perihal kematian Henrikus Hendra dipertanyakan sudah kah dilaporkan Polisi terjadi jawaban yang sumbang dan membuat Santi Naisa bingung.
Tepat tanggal 17 oktober 2021 Santi Anisa mendatangi Polres sanggau membuat Laporan Polisi dan mengajukan permohonan otopsi pada tanggal 19 oktober 2021 dipolres Sanggau terhadap jenazah saudara laki – lakinya Hendrikus Hendra yang kematiannya tidak wajar. Setelah semua dipersiapkan tepat hari Senin tanggal 25 Oktober 2021 sejak jam 09.00 wib dilakukan penggalian makam korban Hendrikus Hendra dan dilakukan otopsi oleh tim Inavis Polda Kalbar bersama Sat Reskrim Polrws Sanggau dan benar ditemukan dibagian bawah dagu lingkar leher ditemukan bekas kekerasan jeratan, dalam mulut luka serta ditangan jenazah Hendrikus Hendra. Kematian Hendrikus hendra yang penuh kejanggalan telah terjawab bukan karena covid atau serangan jantung sesuai dari keterangan istri korban pada saat itu karena selama inj korban sehat dan tidak ada sakit. Kecurigaan Santi Anisa timbul ketika beberapa kejanggalan terhadap prosesi pemakaman yang dipaksakan harus segwra dan ada beberpa baju dan barang milik korban yang ditanyakan kepada istri dan anak korban sudah hilang.
Santia Nisa tidak tinggal diam dengan kecurigaan nya mencari tahu sebab kejadia dan ditemukan rekaman CCTV yang penuh kejanggalan dan sikap istri korban yang begitu mencurigakan karena begitu dingin dan menolak proses hukum unruk mencari sebab kematian suaminya Hendrikus Hendra.
Rekaman CCTV sudah diamankan Sat Reskrim Polres Sanggau dan perkara inj sedang dalam proses penyelidikan dibawah pengawasan Polda Kalbar dan Direktorat Propam Polda Kalbar untuk pengungkapan kasus dan pengawasan hall hal yang tidak diinginkan dari oknum terhadap Santi anisa yang begitu semangat harus mengungkat sebab kematian Hendrikus Hendra anak suling dari empat bersaudara dan laki laki satu – satunya dari keluargaKorban Hendrikus Hendra meninggalkan satu istri dan empat anak putra dan putri.
Santi anisa sekarang dimusuhi oleh istri korban serta anak laki – laki pertama Korban Hendrikus Hendra karena terus mencari tahu sebab kematian. Misteri kematian Hendrikus Hendra sudah terungkap akibat kekerasan dan kerja keras Polri Polres Sanggau untuk mengumpulkan bukti bukti serta saksi guna mwndapatkan terang dan jelasnya nanti perkara kematian korban.
Lembaga Investigasi Negara yang hadir di Polda Kalbar ketiak mendampingi Santi Anisa dalam undangan Polda Kalbar untuk gelar perkara yang dilakukan Kamis (02/12/21) diruang wassidik Reskrimum Polda Kalbar meminta Polisi Polda Kalbar dan Polres Sanggau terus melakukan penyelidikan dan tingkatkan hingga penyidikan untuk terangnya perkara kematian Hendrikus Hendra yang sudah jelas karena kekerasan dan waktu tempat didalam ruang tamu rumah korban diBodok terkunci tidak ada satupun pintu dan jendela yang rusak serta berpedoman rekaman CCTV sudah bisa didapat sebab kematian ungkap Ketua Lembaga Investigasi Negara melalui Kepala Divisi Hukum dan HAM Emri Tua Sinaga, S.H yang seharian juga adalah Penasehat Hukum di Pontianak. (Ridwan, S. S.H.)