
Simpang Empat, aspirasipublik.com – Ingin membangun kampung halaman seperti apa yang dilihat di rantau, itulah yang akan di lakukan oleh Tasril Husin, Putra Asli Daerah (PAD) Pasbar yang sudah malang melintang di rantau Borneo tepatnya Pontianak, Kalbar.
Hal ini sesuai juga dengan pepatah minangkabau Karantau Madang di Hulu, babuah babungo alun, marantau bujang dahulu dikampung paguno alun. Bertahun merantau dengan segudang pengalaman itu membuat Ia tergerak hatinya untuk membangun kampung halaman.
“Jika saya melihat Pasaman Barat ini sama memiliki potensi besar ketika berada di Kalimantan Barat. Yang membedakan hanya kemajuan pembangunan, Sumber Daya Manusia (SDM), tokoh yang mau dan bertekad untuk memajukan Pasbar itu yang belum ada,” katanya sambil berbincang dengan awak media, Senin (4/10).
SDM yang serius untuk bekerja, itu dimulai dari disiplin. Jika tidak disiplin maka apapun yang dilakukan tidak akan berjalan. Karena saat ini kemajuan teknologi semakin pesat, jika tidak dimulai dengan disiplin maka akan ketinggalan.
“ASN di Kalbar itu kalau di jam kerja masih berkeliaran akan ditangkap Satpol PP. Apapun urusan administrasi di sana telah menggunakan teknologi online. Kalau sudah berurusan dengan teknologi maka disiplin harus ditegakkan, tidak akan ada lagi mengolor waktu, bermain – main,” katanya.
Ia berharap apa yang dilihat di rantau orang, juga bisa di lihat di kampung sendiri. Karena baginya kampung sendiri punya potensi untuk itu. Banyak anggaran pembangunan yang bisa diarahkan ke Pasbar. Karena mengharapkan APBD saja tidak akan mungkin.
“Makanya jaringan ke pusat itu penting sekali. Dana pusat itu banyak, kita perlu koordinasi, kita perlu banyak teman yang akan kita jadikan tempat untuk bercerita bagaimana Pasbar ini sesungguhnya. Dari situlah nanti akan dikenal oleh orang lain apa yang ada di Pasbar ini,”urai bang Tasril ini.
Apa yang ada di pikiran bang Tasril ini sudah terbaca oleh Awenk Irwan Partai Umat. Bang Tasril memiliki peluang yang sangat besar untuk membangun Pasbar. Salah satunya membenahi tata kota Simpang Empat.
“Ibu kota itu biasanya indah dan cantik. Tetapi, kita bisa lihat bagaimana Simpang Empat, sekitar kantor bupati. Padahal, wajah Pasbar itu letaknya di sini. Kita berharap bang Tays ini punya niat yang kuat untuk itu. Kita siap mendukung,” jelasnya.
“Kita membutuhkan jiwa-jiwa pembangunan seperti mamak Tasril ini. Karena saya yakin,” katanya.
Tasril Husin sendiri berasal dari Simpang Empat Pasbar. Ia mulai menapakkan kaki sejak tahun 2007 di Kalimantan Barat, bersama saudara sepupu dan sekampung dia mulai merintis usaha dari Nol.
Berkat kerja keras dan kepercayaan yang diberikan oleh sanak dan saudaranya. Ia berhasil menjalani kehidupan sebagai Kontraktor di bidang perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Ia sudah sukses dan memiliki segala yang diinginkan.
Sebagai seorang pengusaha yang datang ke Kalimantan dengan tekad dan kemauan yang kuat beliau dengan sabar dan tawakal bekerja keras dan telah membuahkan hasil yang bukan saja dinikmati sendiri tapi juga dapat dirasakan oleh sanak keluarga di kampung Simpang Empat. Perantau yang datang mengadu nasib bekerja kepada beliau, semua mampu menjadi tenaga profesional dalam bidang yang dikuasai. Mulai dari administrasi pembukuan, perpajakan, serta tehnik lapangan berupa cara kerja di lahan perkebunan dan pengoperasian alat berat, berupa Excavator, greader, dozer dan bermacam alat berat yang dipergunakan dalam pekerjaan di lokasi proyek perkebunan. (Tim)