Medan, aspirasipublik.com – Beberapa hari yang lalu beredar pemberitaan dimedia Online adanya dugaan Advokat Gadungan yang bernama Boasa Simanjuntak, yang mengaku sebagai advokat sekarang sudah selesai sudah.
Pada Hari ini Rabu 24 Februari pada pukul 23.30 di Kota Medan kembali dikejutkan oleh seseorang yang pernah viral dan mengaku sebagai Pengacara Kondang dikota Medan, ternyata hari ini adalah hari yang Apes alias naas seorang advokat Gadungan berinisial (BS), selain para peternak hewan babi dan korlap Save Babi yang merasa dirinya dirugikan ternyata ada salah seorang korban yang dimana Kendaraan beroda empat pernah dipinjamkan oleh boasa Simanjuntak dengan mobil merek Honda Jazz BK 1944 JY atas nama Pemilik CD yang tidak mau disebutkan namanya, diduga akan digelapkan kendaraan mobilnya oleh berinisial (BS) selama hampir tiga tahun, selama ini Pemilik Mobil tersebut berusaha untuk menghubungi diduga Advokat Gadungan Berinisial (BS) agar mengembalikan kendaraannya tersebut, namun nomor HP pemilik berinisial (BS) telah diblokir oleh BS, Sehingga membuat khawatir CD yang tidak mau disebutkan namanya, sudah sekian lama kendaraan di pakai oleh berinisial BS.
Lanjut masih kata korban, yang menjadi penyebab datang mengadu ke Kantor Hukum JONIZAR,SH.MM.CPL.CPLE & REKAN dengan memberikan Surat Kuasa Khusus untuk bertindak untuk dan atas nama mendampingi serta mewakili Pemberi Kuasa dalam melakukan upaya hukum demi untuk membela hak dan kepentingan hukum Pemberi Kuasa.
Tidak sampai dalam waktu 1×24 Jam, kendaraan yang diduga dilarikan oleh BS ditemukan oleh tim, terlihat pembicaraan dalam Video yang beredar digroup WhatsApp ternyata berinisial (BS) bukanlah seorang Advokat atau Pengacara dan ternyata berinisial (BS) juga tidak memiliki ijasah SH.,M.H diduga memakai gelar Palsu, sebagaimana yang tertulis pada kemeja yang selalu digunakan berinisial (BS) selama ini.
Betapa terkejutnya warga kota Medan yang bernama PS Napitulu dan R Sialoho atas perbuatan tidak terpuji berinisial (BS) yang mengaku sebagai advokat tersebut, karena selama ini banyak masyarakat yang kagum dengan gaya yang dipakai seperti baju dan sepatu yang mengkilap dan lantangnya berbicara di youtube canel Milik berinisial (BS) dan yang tersebar dimedia sosial seperti Facebook Twitter dan Instagram, seolah-olah membantu orang yang sedang kesusahan ternyata mengambil kesempatan dalam kesempitan ucapannya PS.
Pada waktu bersamaan pemilik kendaraan yang namanya tidak mau disebutkan, saat dihubungi oleh awak media mengatakan, saya sudah banyak merasa dirugikan dikarenakan selama kendaraan tidak dikembalikan oleh berinisial BS yang mengaku sebagai advokat, saya harus menggunakan transportasi online dari rumah ketempat saya bekerja, awalnya kendaraan tersebut berada ditangan berinisial BS, BS meminjam untuk mengantarkan anaknya kerumah sakit sekitar 2 (dua) tahun yang lalu, kemudian nomor HP BS tidak dapat dihubungi hingga akhirnya saya mengadu kekantor Pengacara, pungkasnya.
Lanjutnya, (CD) juga merasa tertipu oleh Advokat Gadungan yang berinisial (BS) adalah pengacara gadungan, karena berinisial BS mengaku pengacara dan ada surat kuasa yang saya tanda tangani dengan nama BS, dan BS selalu menggunakan Accessories PERADI serta menulis dibajunya BOASA SIMANJUNTAK,S.H.,M.H sehingga membuat saya percaya bahwa BS adalah pengacara dan tidak akan mungkin melakukan tindakan yang tidak terpuji, ternyata yang terjadi malah sebaliknya.
Menanggapi hal tersebut, JONIZAR,SH.MM.CPL.CPLE dan Rekan mengatakan bahwa beliau memiliki bukti bahwa BS bukanlah Advokat/Pengacara dan BS tidak memiliki ijasah SH dan MH, beliau berpesan kepada siapapun tidak dibenarkan dengan sembarangan mengaku-ngaku sebagai Advokat/Pengacara apalagi sampai melakukan tindak Pidana dengan merugikan orang lain, ini menjadi pelajaran kepada semua pihak, bahwa sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga Selanjutnya saya bersama tim akan menempuh jalur hukum dengan membuat Laporan Kepolisian karena kami menemukan Surat Kuasa yang ditanda-tangani oleh BS dengan membuat kantor hukum Boasa Endeelnemers, Ucapannya. (San/Ndaru)