Bekasi, aspirasipublik.com – Sore ini, Minggu, 3 Mei 2020 Atas laporan dari masyarakat, Benny Rhamdani kepala BP2MI mendatangi langsung salah satu P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia), PT. Tritunggal Nuansa Primatama, yang beralamat Jln. Wibawa Mukti ll, Gang Mayangsari no 79 RT 005/003 Kel. Jatisari Kec. Jatiasih, Kota Bekasi. di tempat tersebut terdapat 89 Calon PMI dari 6 Provinsi (Lombok NTB sebanyak 31 orang, Lampung sebanyak 27 orang, Palu Sulteng sebanyak 20 orang, Kendari Sultra 3 orang, Kerawang Jawa Barat sebanyak 5 orang, dan Jatim sebanyak 3 orang) yang ada di tempat penampungan yang akan diberangkatkan ke Negara Malaysia, Singapura, Brunei, informasi yang didapat mereka sudah ada di penampungan PT (BLK LN) cukup lama, bahkan ada yang sampai 7 bulan disana, hal ini terjadi karena situasi pandemi Covid 19 sehingga mereka tidak bisa diberangkatkan ke negara penempatan.
![](http://www.aspirasipublik.com/wp-content/uploads/2020/05/Kepala-BP2MI-Gerebek.jpg)
Salah satu calon PMI bahkan yang berasal dari Lombok yang masuk ke penampungan setelah terbitnya Permenaker No. 151 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Penempatan PMI, yang terbit pada tanggal 18 Maret 2020. BP2MI sendiri melalui Deputi Penempatan BP2MI sudah mengirimkan surat resmi permintaan pengosongan sebanyak 3 kali, dan tidak diindahkan pihak perusahaan.
“Terhadap masalah tersebut saya perintahkan kepada perusahaan via Deputi Penempatan untuk segera memerintahkan pemulangan calon PMI ke daerah asal. “
Ucap Benny Rhamdani kepala BP2MI.
“Saya ultimatum 2 hari ke depan, Selasa, 5 Mei 2020 harus sudah dikosongkan. Dan saya pastikan akan menindak keras sesuai kewenangan BP2MI untuk mencabut tunda layan perusahaan tersebut.” Tambahnya dengan geram.
![](http://www.aspirasipublik.com/wp-content/uploads/2020/05/Kepala-BP2MI-Gerebek-2-600x400.jpg)
Terkait kekhawatiran perusahaan bahwa para calon PMI tidak akan kembali, maka saya akan memberikan surat jaminan bila memang dibutuhkan.
Jadi tidak ada lagi alasan perusahaan tidak memulangkan calon PMI tersebut. Saya tahu alasan mereka takut, tapi ingat berapa keuntungan yang selama ini dinikmati perusahaan pada kondisi normal. Tandasnya. (Joko Susilo Raharjo)