Bandung, aspirasipublik.com – Seperti yang kita sudah ketahui bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi tolak ukur dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang baik akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, terlebih pada era globalisasi seperti sekarang, yang mana perkembangan teknologi dan informasi sangat pesat. Sesuai dengan UUD 1945 dan Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003,yang di amanatkan bahwa setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang layak. Itu artinya, masyarakat di kota maupun di desa, di daerah maju maupun di daerah yang tidak maju berhak mendapatkan pendidikan yang formal maupun informal. Salah satunya, seperti di daerah pedalaman atau pelosok, dan di daerah perbatasan .

Tidak hanya sulit dijangkau, namun realita sekolah-sekolah di pelosok desa dan di perbatasan boleh dikata masih minimnya fasilitas pendukung seperti tranportasi bagi peserta didik dan jaraknya yang sulit dijangkau. realita sekolah-sekolah yang berada di Pedalaman tersebut lebih tepatnya berada di wilayah Kec. Rancabali, Kabupaten Bandung, Desa Cipelah, Provinsi Jawabarat, Hal tersebut diketahui ketika kami dari Media aspirasi Publik sedang melaksanakan Sosial Control pendidikan dilingkungan sekolah sampai ke kampung-kampung awal bulan November minggu lalu selama sepekan. Jarak tempuh untuk menjangkau wilayah ini membutuhkan waktu perjalanan panjang menyusuri waktu tidak kurang 3-4 jam perjalanan yang kami tempuh dari dari pusat kota Bandung untuk tiba di wilayah Kecamatan Rancabali. Potret keadaan sekolah yang sangat jauh dijangkau, tetapi juga minim fasilitas angkutan umum dan tenaga pengajar. antusias dari murid-murid SMPN 3 Rancabali, Kabupaten Bandung.
Sangat baik sekali, tetapi yang menjadi persoalan adalah fasilitas pendukung bagi anak-anak didik seperti perpustakaan dan transportasi (bis antar jemput siswa belum tersedia,) Menurut keterangan warga juga, sekolah tersebut sangat jarang dikunjungi oleh pihak-pihak lain, karena memang maklum daerahnya sangat sulit dijangkau. Saat kami mengunjungi sekolah tersebut, kami harus melewati berbagai persimpangan jalan perkebunan sawit, perkebunan dan perladangan masyarakat. dengan kata lain, sekolah tersebut berada di dalam area yang cukup sulit dijangkau.
jumlah siswa SMPN 3 Rancabali, Kabupaten Bandung dari kelas 7,8,9 hanya berjumlah kurang lebih 305 orang, ketika kami mengunjungi sekolah tersebut, pada Selasa (2/11). Kami berkesempatan untuk meminta informasi dari Kepala sekolah SMPN 3 Rancabali, Kab, Bandung. Menurut Kepala Sekolah SMPN 3 Rancabali, Kabupaten Bandung, “Kurnia, Mpd “, Mengatakan bahwa sekolah ini sangat membutuhkan fasilitas Perpustakaan dan angkutan antar jemput siswa dimana fasilitas angkutan tersebut diperuntukkan bagi para siswa ke sekolah yang tempat tinggalnya tidak ada akses angkutan umum. sehingga tidak lagi kesulitan jika siswa mau berangkat kesekolah dan pulang sekolah.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 3 Rancabali, Kabupaten, Bandung berharap pihak pemerintah daerah kabupaten Bandung, khususnya Dinas pendidikan Kabupaten Bandung, agar segera merealisasikan demi memajukan mutu pendidikan yang ada di daerah pelosok dan daerah perbatasan.” Ungkapnya. ## Ronald.R *