
Humbahas, aspirasipublik.com – Sebanyak 196 siswa siswi dari total 370 penerima bantuan program indonesia pintar(PIP).pada tahun 2018. di SMP.N 1 Pollung
Berdasarkan peraturan direktur jenderal pendidikan dasar dan menengah nomor ;05/D/BP/2018, tujuannya adalah peruntukannya adalah untuk membantu biaya personal pendidikan bagi peserta didik miskin atau rentan miskin yg masih terdaftar sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Biaya personal pendidikan yang di maksud adalah; 1. Membeli buku dan alat tulis. 2. Membeli pakaian seragam sekolah/praktik dan perlengkapan sekolah,sepat, tas atau sejenisnya. 3.Membiayai transportasi peserta didik di sekolah. 4.Uang saku peserta didik 5.Biaya kursus/lestambahan bagi peserta didik pendidikan pormal. 6. Biaya praktik dan tambahan.
Besaran dana bantuan program indonesia pintar (PIP) Tahun 2018 sekolah menegah pertama (SMP) a. Peserta didik kelas VII dan VIII. Semester genap diberikan dana untuk dua semester sebesar Rp.750.000. b. peserta didik kelas IX semester genap diberikan dana untuk satu semester sebesar Rp.375.000. Menanggapi hal tersebut awak media aspirasi publik mengkonfirmasi pihak sekolah SMP N 1.pollung hari selasa 30/07/2019.
Bapak purba yang membidangi kesiswaan mengatakan bahwa data dari sekolah sudah disampaikan ke pihak BANK BRI doloksanggul data tersebut sebayak 370 orang siswa siswi penerima bantuan, tetapi sampi saat ini baru 131 orang yang di cairkan pada bulan 12 tahun 2018.dan akan dicairka minggu ini 43 orang disinggung kenapa terlambat di cairkan bapak purba mengatakan pihak sekolah tidak mengetahui karena pihak BANK yang mencairkan dana kami hanya meleng kapi data siswa dari sekolah.”ujarnya. Terkait hal tersebut pihak dari dinas pendidikan kabupaten Humbang hasundutan ( humbahas) Ibu Nilawati br.simamora sebagai staf yang membidangi dana batuan PIP mengatakan terkait keterlambatan pencairan dana PIP pada tahun 2018 ia mengatakan tidak mengetahui karena bukan kami yg mencairkan melainkan pihak dari BRI ,pihaknya hanya penginformasi dan monitor.
Kami akan berkordinasi sama pihak BRI apa sebenarnya penyebab keterlambatan apakah data yang kurang lengkap supaya pihak sekolah segera melengkapi,”katanya. (J. L. gaol)